Santo Pierre-Philibert Maubant
Pastor Maubant (1803-1839) lahir pada tahun 1803 di Vassy, Perancis. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia bergabung dengan Serikat Misi Paris (Paris Foreign Missions Society / Société des Missions étrangères de Paris disingkat menjadi M.E.P.) pada tahun 1831. Kemudian ia dikirim ke Tiongkok, di sana ia menawarkan diri untuk pergi ke Korea.
Beliau menjadi misionaris Perancis pertama yang masuk ke Korea. Pada tahun 1836, ia menyamar sebagai seorang pelayat, ia menyebrangi perbatasan Uiju melalui sebuah parit dan setelah lima belas hari, ia tiba dengan selamat di Seoul.
Ia selalu bepergian menggunakan pakaian berkabung yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia mendengarkan pengakuan dosa umat Katolik dalam tulisan Tionghoa ataupun melalui penerjemah. Pastor Chastan yang datang kemudian hari ke Korea setelah dirinya, mereka berdua harus bertahan dengan kesulitan dan lingkungan yang asing di negeri itu, mereka diam di gubuk kecil dari tanah liat dan makan dengan makanan yang buruk. Akhirnya ia sakit berat dan menerima ritual terakhir (doa dan sakramen-sakramen yang diberikan sebelum seorang Katolik meninggal, seperti Komuni Suci, Pengakuan Dosa, dan Pengurapan Orang Sakit, namun sakramen Pengurapan Orang Sakit itu sendiri bukan ritual terakhir) dari Pastor Chastan. Penyakitnya disembuhkan karena mukjizat tiga bulan kemudian.
Pastor Maubant dan Pastor Chastan menghitung jumlah umat Katolik mereka berjumlah sekitar 6.000 jiwa. Kedua misionaris ini mendirikan stasi-stasi misi, kebanyakan di tempat terpencil di pegunungan, dan mengunjungi mereka secara berkala. Di setiap stasi misi, mereka menunjuk seorang katekis. Pada tahun 1837 saja, mereka membaptis 1.237 orang, mendengarkan 2.087 pengakuan dosa, dan membagikan Komuni Suci kepada 1.950 orang.
Pastor Maubant merasa perlu untuk memiliki seorang imam lokal Korea, sehingga pada akhir tahun 1836, ia memilih tiga anak laki-laki untuk menjadi seminaris mereka adalah Fransiskus Xaverius Choe Pang-je, Andreas Kim Tae-gon, dan Thomas Choe Yang-up. Ia mengajarkan mereka bahasa Latin, dan kemudian mengirimkan mereka ke Makau. Para seminaris muda itu tiba di Makau setelah delapan bulan perjalanan melewati Manchuria, Mongolia dan Tiongkok. Mereka belajar di bagian Perekrutan Serikat Misi Paris di Makau.
Keberadaan misionaris asing ini diketahui oleh banyak orang dan pejabat pemerintahan. Pemerintah Korea menangkap banyak umat Katolik untuk mencari tahu di mana tempat para misionaris itu tinggal. Uskup Imbert berpikir bahwa lebih baik untuk menyerahkan diri mereka untuk mengurangi masalah bagi umat Katolik. Beliau memerintahkan Pastor Maubant dan Pastor Chastan untuk menyerahkan diri.
Pastor Maubant dan Pastor Chastan membuat laporan final mereka kepada Tahta Suci; Umat Katolik: 10.000 jiwa; Pembaptisan: 1200; Krisma: 2.500; Pengakuan Dosa 4.500; Komuni Suci: 4.000; Perkawinan: 150; Pengurapan Orang Sakit: 60; Katekumen: 600. Kemudian mereka menyerahkan diri kepada pejabat pemerintah di Hongju. Ketiga misionaris Perancis ini dijatuhi hukuman mati dan dipenggal di Saenamteo di dekat Sungai Han pada tanggal 21 September 1839. Pada saat itu, Pastor Maubant berusia 35 tahun. Jenazah mereka dimakamkan di Gunung Samsongsan dan kemudian dipindahkan ke ruang bawah tanah (yang berada di bawah altar utama) di Katedral Myeongdong.
Sumber: cbck.or.kr
Posted on 16 April 2016, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus, Prancis. Bookmark the permalink. 17 Comments.
Pingback: Santo Jacques-Honoré Chastan | Terang Iman
Pingback: Santo Agustinus Yu Chin-gil | Terang Iman
Pingback: Santo Karolus Cho Shin-chol | Terang Iman
Pingback: Santa Barbara Cho Chung-i | Terang Iman
Pingback: Santo Andreas Chong Hwa-gyong | Terang Iman
Pingback: Santo Petrus Hong Pyong-ju | Terang Iman
Pingback: Santa Agatha Kwon Chin-i | Terang Iman
Pingback: Santo Paulus Hong Yong-ju | Terang Iman
Pingback: Santo Yohanes Yi Mun-u | Terang Iman
Pingback: Santo Antonius Kim Song-u | Terang Iman
Pingback: Santo Laurent-Marie-Joseph Imbert | Terang Iman
Pingback: Santo Andreas Kim Tae-gon | Terang Iman
Pingback: Santo Petrus Choe Hyong | Terang Iman
Pingback: Santo Markus Chong Ui-bae | Terang Iman
Pingback: Santo Yosef Chang Chu-gi | Terang Iman
Pingback: Santo Fransiskus Choe Kyong-hwan | Terang Iman
Pingback: Santo Karolus Cho Shin-chol | Terang Iman