Beato Fransiskus Pak Gyeong-jin
Profil Singkat
- Tahun dan tempat Lahir: 1835, Cheongju, Chuncheong-do
- Gender: Pria
- Posisi/Status: Orang awam
- Usia: 33 tahun
- Tanggal Kemartiran: 28 September 1868
- Tempat Kemartiran: Juksan, Gyeonggi-do
- Cara Kemartiran: Tidak diketahui
Lahir pada tahun 1832, Fransiskus Pak menikah dengan Margaret Oh dan mereka tinggal di Cheongju, Chungcheong-do. Ketika Penganiayaan Byeongin terjadi pada tahun 1866, pasangan ini membawa keempat putranya dan pindah ke Jeolgol, Jincheon (Sekarang, Baekgok-myeon, Jincheon-gun). Mereka menjalankan agama mereka secara rahasia.
Keluarga Fransiskus Pak hidup dalam kedamaian di Jeolgol selama dua tahun. Mereka menjalankan agamanya dengan setia. Mereka menghadapi bahaya ketika penganiayaan semakin keras pada tahun 1868. Pada tanggal 5 September tahun itu (19 Juli, pada penanggalan Lunar), polisi Juksan, Gyeonggi-do menyerbu Jeolgol untuk menangkap orang-orang Katolik.
Ketika keluarga Fransiskus Pak mendengar kabar bahwa polisi sedang datang, mereka melarikan diri ke gunung. Ketika mereka melarikan diri ke gunung, mereka terpencar ke berbagai arah. Sementara mereka bersembunyi di gunung, istri Fransiskus Pak, Margaret, ditangkap bersama bayinya yang digendong di punggungnya. Dia dipukuli tanpa ampun.
Fransiskus Pak yang merasa cemas dengan keberadaaan keluarganya, membuat dia turun dari gunung. Dia tinggal satu malam di rumah seorang bukan Katolik. Pemilik rumah yang bukan Katolik itu meyakinkannya dengan berkata, “Anda aman untuk bermalam disini untuk melihat pergerakan musuh.” Tetapi dia melaporkannya kepada polisi ketika tengah malam.
Begitulah bagaimana Fransiskus Pak ditangkap dan dibawa ke Juksan bersama istrinya, Margaret Oh. Dari dalam tahanan dia menulis surat untuk adiknya Filipus dan anak sulungnya Antonius. Dia memberi saran ini kepada saudaranya:
“Mohon, jagalah keponakan kecilmu, dan sembahlah Tuhan dengan tulus hati. Patuhilah ketetapan Ilahi, dan ikutilah aku.”
Surat-suratnya dilalap api bersama benda-benda rohani lainnya selama masa penganiayaan. Fransiskus Pak dan Margaret Oh mempertahankan iman mereka sambil menahan berbagai jenis hukuman. Bersama-sama mereka menjadi martir di Juksan pada tanggal 28 September 1868 (13 Agustus, pada penanggalan Lunar). Usia Fransiskus Pak saat itu 33 tahun.
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 29 September 2014, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. 1 Comment.
Pingback: Beata Margaret Oh | Terang Iman