[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Beato Barnabas Kim I-u
Profil Singkat
- Tahun Lahir: Tidak diketahui
- Tempat Lahir: Myeongryebang, Seoul
- Gender: Pria
- Posisi/Status: Pemimpin awam dari keluarga kelas menengah
- Usia: Tidak diketahui
- Tanggal Kemartiran: Mei 1801 (penanggalan Lunar)
- Tempat Kemartiran: Pusat Kepolisian Seoul
- Cara Kemartiran: Dipukuli
Barnabas Kim I-u lahir di luar nikah dari seorang penerjemah bahasa terkenal di Myeongryebang, Seoul. Thomas Kim Beom-u yang meninggal di pengasingan sekitar tahun 1786 adalah kakaknya dari ayah yang sama namun berbeda ibu. Matius Kim Hyeon-u, yang menjadi martir di luar Pintu Gerbang Kecil Barat di Seoul pada tahun 1801, adalah adiknya.
Tak lama setelah agama Katolik didirikan di Korea, Barnabas Kim belajar dari kakak tirinya Thomas Kim dan kemudian menjadi Katolik. Dia hidup sebagai seorang Katolik yang setia bersama adiknya. Kedua bersaudara ini kemudian dibaptis oleh Petrus Yi Seung-hun. Kakak tertua mereka Thomas Kim diasingkan ketika “Insiden Myeongryebang” terjadi pada tahun 1785, sehingga kedua bersaudara ini hidup dalam kesusahan. Namun demikian, mereka tak pernah menyerah dari agamanya, mereka tetap menjalankannya secara rahasia dan terus menerus berdoa.
Ketika Pastor Yakobus Zhou Wen-mo memasuki Korea pada akhir tahun 1794, Barnabas Kim melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan Gereja, bersama adiknya Matius. Mereka pergi ke rumah Filipus Hong Pil-ju untuk bertemu dengan Pastor Yakobus Zhou. Mereka membentuk sebuah komunitas Katolik bersama dengan Tadeus Jeong In-hyeok dan Petrus Choe Pil-je. Mereka sering berdoa dan mempelajari ajaran Katolik bersama-sama.
Kemudian ketika Pastor Yakobus Zhou harus melarikan diri dari bahayanya penganiayaan, dia menawarkan rumahnya sebagai tempat berlindung, dan disana dia menghadiri Misa. Dia bergabung dengan ‘Myeongdohoe’, sebuah organisasi orang awam yang dibentuk oleh Pastor Yakobus Zhou, dan dia aktif disana. Pada tahun 1800, Pastor Yakobus Zhou mengunjungi rumahnya lagi dan merayakan Misa disana. Dia sendiri mempersiapkan seluruh kebutuhan yang diperlukan untuk Misa.
Barnabas Kim ditangkap bersama adiknya Matius ketika Penganiayaan Shinyu terjadi pada tahun 1801 dan mereka dibawa ke Pusat Kepolisian. Disana dia diinterogasi dan disiksa dengan berat untuk memaksanya menyerah dari agama Katolik. Penganiaya mengancam dia dan menanyai dia tentang kegiatan yang telah ia lakukan, karena pemerintah mengetahui bahwa rumahnya menjadi tempat pertemuan umat Katolik, dan juga dia telah menyembunyikan Pastor Yakobus Zhou Wen-mo.
Barnabas Kim menolaknya dengan kepahlawanannya dan tidak mengungkapkan apapun berkat rahmat Ilahi dan imannya yang tak tergoyahkan. Dia tetap kokoh sampai saat terakhirnya. Namun dia tidak dapat bertahan dari siksaan yang kejam dan kemudian dia meninggal sebagai martir dari pukulan-pukulan yang ia terima. Pada saat itu sekitar bulan Mei 1801.
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 10 December 2014, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. 4 Comments.
Pingback: Beato Gervasius Son Gyeong-yun | Terang Iman
Pingback: Beato Florus Hyeon Gye-heum | Terang Iman
Pingback: Beato Matius Kim Hyeon-u | Terang Iman
Pingback: Beato Tadeus Jeong In-hyeok | Terang Iman