[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Beata Barbara Ku Seong-yeol
Profil Singkat
- Tahun lahir: 1776
- Tempat Lahir: Hongju, Chungcheong-do
- Gender: Wanita
- Posisi/Status: Tidak diketahui
- Usia: 40 tahun
- Tanggal Kemartiran: 19 Desember 1816
- Tempat Kemartiran: Daegu, Gyeongsang-do
- Cara Kemartiran: Dipenggal
Barbara Ku berasal dari Hongju, Chungcheong-do. Dia memiliki sifat yang lembut, sabar dan sangat berbudi luhur sehingga dia dikenali oleh orang lain. Dia dibaptis sebelum Penganiayaan Shinyu terjadi pada tahun 1801. Dia kehilangan suami pertamanya dan kemudian menikah dengan Andreas Seo Seok-bong. Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan nama Seo Kwa-bu, yang berarti ‘Janda Seo’.
Barbara Ku dan suaminya pindah ke Desa Kristen Noraesan di Cheongsong, Gyeongsang-do (sekarang, Norae 2-dong, Andeok-myeon, Cheongsong-gun, Gyeongbuk) bersama dengan putri dan menantu laki-lakinya, Fransiskus Choe Bong-han. Pada Minggu Paskah tahun 1815, seorang pengkhianat membawa polisi ke Desa Kristen Noraesan. Semua umat beriman ditangkap dan dibawa ke Gyeongju. Dia dihukum dengan berat namun mengatasi cobaan dengan keberanian.
Tak lama setelah Barbara Ku dipindahkan ke Gyeongju, dia harus menahan pelakuan yang lebih kejam lagi. Seakan-akan dia berangsur-angsur melemah sampai titik dimana dia menyerah. Menantu laki-lakinya, Fransiskus Choe melihat dia dan menghibur dia dan berkata, ‘Suatu kehormatan dan berkat yang besar untuk mati bagi Kristus.’ Berkat dia, Barbara Ku membuat keteguhan hati yang baru dan dapat mengatasi seluruh penderitaan.
Kemudian Barbara Ku dipindahkan bersama suaminya, menantu laki-lakinya dan juga sesama umat Katolik ke Daegu berdasarkan perintah gubernur. Disana dia menjalani interogasi dan siksaan berat berkali-kali. Dia dipenjarakan selama lebih dari tujuh belas bulan. Sementara itu suami dan menantu laki-lakinya meninggal di dalam penjara.
Meskipun seluruh penderitaan dan kesusahan, Barbara Ku dengan setia mengakui imannya kepada Tuhan. Dia dijatuhi hukuman mati. Pada tanggal 19 Desember 1816 (1 November pada penanggalan Lunar), dia dipenggal bersama umat Katolik lainnya di tempat eksekusi di Daegu, dan meninggal sebagai martir. Barbara Ku saat itu berusia 40 tahun.
Jenazah Barbara Ku dimakamkan di suatu tempat di dekat tempat eksekusi. Pada tanggal 2 Maret tahun berikutnya, kerabat dan umat Katolik mengambilnya dan memakamkannya kembali di tempat yang layak.
Sebelum keputusan peradilan mereka, menyadari bahwa Andreas Seo Seok-bong dan Barbara Ku tidak akan menyangkal iman mereka kepada Tuhan, Gubernur Daegu melaporkannya kepada istana sebagai berikut:
“Seo Seok-bong dan istrinya Ku Seong-yeol, mereka sangat dalam menjiwai agama Katolik, dan mereka tidak akan menyesalinya.”
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 28 March 2015, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. 3 Comments.
Pingback: Beato Yakobus Kim Hwa-chun | Terang Iman
Pingback: Beato Andreas Seo Seok-bong | Terang Iman
Pingback: Beato Fransiskus Choe Bong-han | Terang Iman