[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Beata Anna Yi Si-im
Profil Singkat
- Tahun lahir: 1782
- Tempat Lahir: Deoksan, Chungcheong-do
- Gender: Wanita
- Posisi/Status: Janda dari keluarga kelas bangsawan
- Usia: 34 tahun
- Tanggal Kemartiran: 19 Desember 1816
- Tempat Kemartiran: Daegu, Gyeongsang-do
- Cara Kemartiran: Dipenggal
Anna Yi Si-im lahir di Nopeunmoe, Deoksan, Chungcheong-do, (sekarang, Monggok-ri, Godeok-myeon, Yesan-gun, Chungnam) pada keluarga bangsawan. Dia mendengar tentang agama Katolik ketika dia dewasa. Keluarganya berasal dari kelas pejabar militer ternama. Ketika mereka menerima iman Katolik, mereka harus meninggalkan kampung halamannya dan hidup dalam kemiskinan.
Yohanes Yi Seong-ji yang ditangkap pada tahun 1827 ketika Penganiayaan Jeonghae dan meninggal sebagai martir delapan tahun kemudian, adalah saudara laki-lakinya. Pada awalnya, ayah Anna Yi tidak menerima iman Katolik. Setiap kali mereka harus pindah karena agama mereka, ayahnya mengutuk mereka. Namun karena rahmat Ilahi, ayahnya menjadi seorang Katolik dua tahun sebelum dia meninggal.
Anna Yi seorang wanita yang bijak dan berparas cantik. Dia menjalankan agamanya dengan bersemangat. Ketika dia masih muda dia memutuskan untuk tetap perawan. Dan karena alasan ini, orang-orang di sekitarnya sering mempersulit keluarganya. Untuk meringankan kesulitan yang dihadapi keluarganya, dia memutuskan untuk bergabung dengan sebuah komunitas wanita Katolik yang juga mengutamakan hidup keperawanan. Dan komunitas itu jauh dari kampung halamannya.
Seorang tukang perahu yang bernama Pak, dia seorang Katolik, dia berjanji untuk membawa dia ke komunitas itu, namun dia berubah pikiran ketika dia sendiri bersama Anna Yi. Pak memaksa Anna Yi untuk menikah dengannya, dan dia melahirkan anak mereka. Suaminya meninggal beberapa tahun kemudian, dan dia harus membesarkan putranya sendirian.
Sebagai seorang janda, Anna Yi menjalankan seluruh ajaran Katolik dengan kesalehan yang besar. Dia pindah ke Desa Kristen di Meorusan (sekarang, Posan-dong, Seokpo-myeon, Yeongyang-gu, Gyeongbuk). Di tempat itu dia menderita karena Penganiayaan Eulhae yang terjadi pada tahun 1815. Setelah ditangkap oleh polisi, Anna Yi dibawa ke Andong di mana dia mengakui imannya kepada Tuhan dengan heroik. Dia dipindahkan ke Daegu bersama umat Katolik lainnya dan tinggal di penjara bertahun-tahun. Suatu hari, putranya, Jong-ak meninggal di pangkuannya. Walaupun rasa sakit karena kematian putranya dan interogasi dan siksaan yang berulang-ulang, dia tidak pernah kehilangan imannya.
Pernyataan hukuman mati Anna Yi yang diumumkan oleh Gubernur Daegu ditahan selama satu setengah tahun sebelum raja mengabulkan permohonan untuk mengeksekusi dia. Gubernur Daegu membawa umat Katolik ke tempat eksekusi dan meminta mereka untuk menyangkal agama mereka. Dia menjawab demikian:
“Yesus dan Bunda Suci Maria memanggil kami untuk bersama-sama datang ke Surga. Bagaimana mungkin saya mengkhianati Dia? Bagaimana mungkin saya kehilangan kehidupan sejati dan kebahagiaan abadi untuk mendapatkan kehidupan duniawi yang akan kami lewati dan sebentar lagi berakhir?”
Kemudian Anna Yi dipenggal bersama umat Katolik lainnya dan meninggal sebagai martir pada tanggal 19 Desember 1816 (1 November pada penanggalan Lunar). Pada saat itu Anna Yi berusia 34 tahun.
Jenazahnya dimakamkan di dekat tempat eksekusi. Pada tanggal 2 Maret tahun berikutnya, kerabat dan umat beriman memakamkannya kembali di tempat yang layak.
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 29 March 2015, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0