[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
7 Sukacita St. Yusuf
Oleh Philip Kosloski

Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yusuf dari Wellcome Collection Gallery (Sumber: aleteia.org)
Berikut ini peristiwa sukacita dalam kehidupan Yusuf
Ada satu devosi yang berkaitan dengan 7 Kedukaan St. Yusuf yaitu 7 Sukacita St. Yusuf, yang merefleksikan peristiwa gembira yang membuat sukacita dalam hidupnya.
Asal mula tradisi ini berasal dari kisah populer tentang dua orang Fransiskan yang terjebak dalam badai, seperti yang diceritakan dalam buku abad ke-19 yang berjudul Tawarikh St. Yusuf (Annals of St. Joseph).
Dua orang romo dari Ordo Fransiskan sedang berlayar di sepanjang pantai Flanders, ketika terjadi badai dahsyat yang menyebabkan kapal itu tenggelam bersama dengan tiga ratus penumpangnya. Kedua romo itu punya cukup tenaga untuk meraih sebalok kayu yang menjadi tempat bagi mereka terombang-ambing di atas ombak selama tiga hari tiga malam. Dalam bahaya dan penderitaan mereka, segala daya upaya dicurahkan kepada St. Yusuf untuk memohon bantuannya dalam kondisi mereka dalam kesedihan.
St. Yusuf menampakkan diri kepada mereka dan membantu mereka semua untuk mencapai pelabuhan yang aman. Kemudian St. Yusuf “menasihati mereka supaya setiap hari mendaraskan doa Bapa Kami dan Salam Maria sebanyak tujuh kali, untuk mengenang tujuh kedukaan atau kesedihannya, dan sukacitanya kemudian ia menghilang.”
Berikut ini sapta sukacita St. Yusuf yang berdasar pada berbagai peristiwa hidupnya dalam Alkitab, sebagai mana dicatat dalam buku devosi pada abad ke-19 yang berjudul The Glories of the Catholic Church.
Pertama, duta malaikat yang diutus dari surga untuk menghiburnya dengan perkataan ini: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” (Matius 1:20).
Kedua, kabar sukacita besar yang dibawa oleh seorang malaikat kepada para gembala bahwa seorang Juruselamat telah lahir di kota Daud, sementara itu bala tentara surgawi memuji Allah dan berseru, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2:10, 13, 14).
Ketiga, memberi nama Anak itu Yesus, ‘yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya’ (Lukas 2:21).
Keempat, ketika ia melihat orang-orang majus dari Timur datang untuk memberikan penghormatan kepada Sang Raja yang baru lahir, “dan sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur” (Matius 2: 1, 2, 11).
Kelima, ketika di Bait Allah, ia mendengar dari bibir Simeon yang kudus bahwa Anak itu akan ‘membangkitkan banyak orang di Israel’ (Lukas 2:34).
Keenam, di tanah Mesir, ketika ia melihat para berhala-berhala tumbang dan hancur di hadapan bayi Allah, dan mendengar dari malaikat bahwa ‘Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati’ (Matius 2:20).
Ketujuh, menemukan Kristus di Bait Allah yang sedang berbincang-bincang di antara para alim ulama, setelah bersedih karena-Nya selama tiga hari (Lukas 2:46).
Posted on 13 February 2021, in Kenali Imanmu, Kitab Suci, Orang Kudus and tagged Devosi, St. Yusuf. Bookmark the permalink. 3 Comments.
Mungkin perlu saya tambah, kesukaan dari St. Yusuf adalah meninggal dalam pelukan Yesus dan didampingi oleh Bunda Maria
LikeLike
Terima kasih, benar demikian.
Ini salah satu peristiwa sukacita yang sayang sekali tidak tercatat dalam Alkitab, beruntunglah kita sebagai umat Katolik kita bisa mengetahuinya melalui Tradisi Suci.
LikeLike
Pingback: 7 Kedukaan St. Yusuf | Terang Iman