Apa yang Dilakukan Yesus selama 40 Hari setelah Kebangkitan?

Oleh Jimmy Akin

Yesus dan para murid-Nya (Sumber: catholic.com)

Yesus bangkit dari kematian kemudian naik ke surga. Apa yang Dia lakukan di antara kedua peristiwa itu?

Kita semua sudah tidak asing lagi dengan pengertian bahwa masa Prapaskah adalah empat puluh hari, dan dulu memang benar bahwa masa Prapaskah terdiri dari empat puluh hari tidak termasuk hari Minggu, namun sekarang ini sudah tidak berlaku lagi karena adanya perubahan pada kalender liturgi Gereja.

Lamanya masa Prapaskah terinspirasi dari empat puluh hari yang dilalui Yesus di padang gurun sebelum memulai pelayanan publiknya (Matius 4:1-11, Markus 1:12-13, Lukas 4:1-13).

Namun, ada  empat puluh hari lainnya yang berkaitan dengan Yesus, dan kita membacanya di awal Kisah Para Rasul:

Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak bukti Ia menunjukkan bahwa Ia hidup. Sebab, selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah (1:3 TB2).

Yesus kemudian memerintahkan para rasul untuk tetap tinggal di Yerusalem sampai mereka menerima Roh Kudus (ayat 4-5). Hal ini terjadi pada hari Pentakosta, lima puluh hari setelah penyaliban-Nya pada hari Paskah Yahudi1.

Empat puluh hari ini sangat menarik, dan banyak orang Kristen yang bertanya-tanya mengenai hal ini. Misalnya, mengapa Yesus hanya tinggal selama empat puluh hari dan tidak tinggal selama lima puluh hari penuh? Mengapa Dia harus pergi pada waktu itu [hari Kenaikan]?

Kita tidak diberitahu, tetapi penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa Yesus menggunakan waktu empat puluh hari itu sebagai paralel dari waktu yang Ia lalui di padang gurun. Sama seperti Ia menghabiskan empat puluh hari di padang gurun untuk mempersiapkan pelayanan-Nya, kini Ia tinggal bersama para rasul selama empat puluh hari, mempersiapkan mereka untuk pelayanan yang akan mereka lakukan.

Akan tetapi, tradisi bahwa Yesus tinggal bersama mereka selama empat puluh hari bukanlah tradisi yang universal dalam Gereja perdana. Bapa Gereja abad kedua, Irenaeus dari Lyons, mencatat bahwa kaum Gnostik Valentinian menyatakan bahwa Yesus tinggal bersama para murid selama delapan belas bulan(Against Heresies 1:3:2). Pandangan yang sama juga dipegang oleh sekte lain yang dikenal sebagai kaum Ofian (1:30:14).

Terjemahan Paulist Press mengenai tulisan Irenaeus tidak menjelaskan asal-usul tradisi tandingan ini. Sebuah catatan editorial pada 1:30:14 mengatakan, “Bagaimana kesalahan yang aneh ini muncul adalah suatu misteri,” dan catatan mengenai 1:3:2 mengatakan, “Mungkin ada dalam beberapa karya apokrif.”

Sesungguhnya ini adalah jawaban yang tepat. Ada sebuah karya non-kanonik awal yang memuat tradisi ini. Kitab Kenaikan Yesaya yang ditulis sekitar tahun 67 M, menyatakan demikian,

Dan apabila Ia [Yesus] telah mengalahkan malaikat maut, Ia akan bangkit pada hari yang ketiga dan Ia akan tinggal di dalam dunia selama lima ratus empat puluh lima hari (9:16).

Lima ratus empat puluh lima hari berarti lebih dari delapan belas bulan. Ini mungkin merupakan asal mula kepercayaan Valentinian dan Ophit bahwa Yesus tetap bersama para murid selama kurun waktu tersebut.

Namun, tidak semua setuju. Karya Gnostik abad ketiga yang disebut Pistis Sophia menyatakan bahwa Yesus tinggal bersama para murid selama sebelas tahun yang mengagumkan!

Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia melewati sebelas tahun lamanya mengajar murid-murid-Nya (1:1).

Namun, kitab Kisah Para Rasul diilhami secara ilahi, dan Lukas adalah seorang sejarawan yang hebat, jadi kita harus memercayainya. Bahwa Yesus tinggal selama empat puluh hari.

Apa yang dilakukan Yesus pada rentang waktu ini? Menurut berbagai sekte Gnostik, Yesus sedang menyampaikan ajaran-ajaran rahasia Gnostik kepada para rasul.

Menurut pemikiran mereka, Yesus memberikan dua kumpulan ajaran. Yang pertama adalah seperangkat ajaran eksoterik atau publik yang diwariskan oleh para rasul kepada para uskup untuk dibagikan kepada umat beriman pada umumnya, dan yang kedua adalah seperangkat ajaran esoterik atau rahasia, yang hanya boleh disampaikan kepada segelintir orang terpilih (kaum Gnostik).

Pemikiran “dua kumpulan ajaran” ini adalah untuk membenarkan bagaimana kaum Gnostik dapat memiliki ajaran yang berasal dari Yesus yang secara jelas berbeda dengan ajaran yang dikhotbahkan oleh para uskup.

Karena harga buku sangat mahal di dunia kuno (satu salinan Injil Matius saja bisa berharga lebih dari $2.000), kaum Gnostik tidak perlu repot-repot menulis Injil seperti yang kita kenal sekarang, yaitu dokumen yang menceritakan kisah Yesus secara lengkap.

Sebaliknya, mereka melengkapi Injil kanonik dengan menulis dokumen-dokumen yang menyoroti peristiwa-peristiwa tertentu dalam kehidupan Yesus. Contohnya adalah Injil Maria pada abad kedua, dikisahkan pada waktu setelah Kebangkitan, Yesus menyampaikan ajaran rahasia Gnostik kepada “Maria” (kemungkinan besar Maria Magdalena).

Kendati demikian, para ahli sekuler pun mengakui bahwa naskah-naskah Gnostik sangat terlambat untuk memuat informasi yang akurat tentang kehidupan dan ajaran Yesus.

Kita juga tidak mempunyai tulisan-tulisan dari para Bapa Gereja yang cukup awal untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang masa empat puluh hari. Kisah Para Rasul 1:3 hampir tidak disebutkan dalam tulisan-tulisan Kristen yang ortodoks pada abad kedua dan ketiga, dan ketika disebutkan kita tidak diberi informasi baru apa pun tentang periode tersebut.

Maka sekali lagi, kita perlu kembali ke karya-karya kanonik jika ingin mendapatkan informasi tersebut.

Di awal Kisah Para Rasul, Lukas mengatakan bahwa Yesus pada dasarnya melakukan tiga hal selama empat puluh hari:

(1) “Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai … bahwa Ia hidup,”
(2) “dengan banyak bukti,” dan
(3) “berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”

Yesus mungkin juga melakukan hal-hal lain, seperti menghabiskan waktu bersama para murid, duduk bersama di meja perjamuan, dan bahkan mungkin merayakan Ekaristi. Tetapi tiga hal inilah yang diceritakan Lukas kepada kita tentang apa yang dilakukan-Nya.

Dalam hal memperlihatkan diri-Nya yang hidup, Lukas hanya menyebutkan dua peristiwa dari periode ini dalam Kisah Para Rasul. Yang pertama adalah perintah untuk tetap tinggal di Yerusalem sampai para rasul menerima Roh Kudus (1:4-5), dan yang kedua adalah tentang Kenaikan (ayat 6-11).

Tetapi Lukas memberi tahu kita lebih banyak lagi dalam Injilnya, yang menunjukkan bahwa Yesus menampakkan diri kepada dua orang murid (salah satunya adalah Kleopas) di jalan menuju Emaus (24:13-35), bahwa Ia menampakkan diri kepada Petrus (ayat 34), bahwa Ia menampakkan diri kepada para rasul “dan orang-orang yang bersama-sama dengan mereka” (ayat 36-49), dan bahwa Ia terangkat ke surga di hadapan mereka (ayat 50-53).

Kita dapat mengembangkan penampakan-penampakan ini dengan membaca naskah kanonik lainnya. Matius mencatat bahwa Yesus juga menampakkan diri kepada para wanita yang menemukan kubur yang kosong (28:9-10) dan Ia menampakkan diri kepada sebelas murid-Nya di Galilea, di mana Ia memberikan Amanat Agung kepada mereka (ayat 16-20).

Secara khusus, Yohanes mencatat bahwa Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena di pagi hari Kebangkitan (20:11-17) dan kemudian Ia menampakkan diri kepada murid-murid utama lainnya (kecuali Tomas) pada hari yang sama (ayat 19-23). Seminggu kemudian, Ia juga menampakkan diri kepada Sebelas murid, termasuk Tomas (ayat 26-29), dan kemudian Ia menampakkan diri kepada kelompok tujuh murid di Danau Galilea (21:1-22).

Bagian akhir Injil Markus yang lebih panjang menegaskan banyak penampakan ini, termasuk penampakan kepada Maria Magdalena (16:9), penampakan di jalan menuju Emaus (ayat 12), dan penampakan lainnya kepada Sebelas murid (ayat 14), serta pemberian Amanat Agung (ayat 15-18) dan Kenaikan (ayat 16:19).

Kita juga memiliki bukti dari St. Paulus, yang mencatat penampakan yang sama kepada Petrus yang disebutkan oleh Lukas (1 Korintus 15:5a) dan penampakan berikutnya kepada Kesebelas murid (b).

Paulus dengan tegas mengatakan, “Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal” (1 Korintus 15:6). Perlu diketahui, surat 1 Korintus ditulis pada sekitar tahun 53 M.

Setelah penampakan kepada lebih dari lima ratus orang, Paulus berkata, “Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul” (1 Korintus 15:7). Hal ini menunjukkan penampakan pertama kepada Yakobus, “saudara Tuhan,” dan kemudian penampakan berikutnya kepada Dua Belas murid (yang pada waktu itu termasuk pengganti Yudas, yaitu Matias; lihat Kisah Para Rasul 1:12-26).

Akhirnya, Paulus berkata, “Yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya” (1 Korintus 15:8 TB2). Namun, Lukas mengindikasikan bahwa hal ini terjadi lama setelah Kenaikan yang berarti terjadi setelah empat puluh hari berakhir (Kisah Para Rasul 9:1-19).

Mengenai “banyak bukti” bahwa Yesus masih hidup, Lukas mencatat dua di antaranya dalam Injilnya. Yang pertama adalah berikut ini:

Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Tetapi, Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini. Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka (24:37-40 TB2).

Dan yang kedua berikut ini:

Ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka, “Apakah kamu punya makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan bakar. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka (24:41-43 TB2).

Yohanes sepertinya menuliskan catatan yang lebih rinci tentang dua bukti yang sama, dengan menjelaskan bahwa yang pertama terjadi ketika Yesus meminta Tomas menyentuh luka di tangan dan lambung-Nya (20:24-28) dan ketika Ia menampakkan diri kepada tujuh murid di Danau Galilea dan makan ikan bakar bersama dengan mereka (21:9-14).

Ketika membahas tentang “berbicara tentang Kerajaan Allah,” kita tidak diberitahu secara spesifik apa yang Yesus katakan.

Kaum Gnostik jelas memiliki teori-teori mereka sendiri (yang sama sekali tidak dapat diandalkan). Namun, dasar yang lebih aman ditemukan dalam karya-karya kanonik yang kita miliki.

Kerajaan Allah adalah tema yang menonjol dalam Injil kanonik, dan kita diberitahu bahwa para murid tidak memahami hal-hal yang Yesus katakan kepada mereka sebelum hari Kebangkitan, termasuk apa yang Dia maksudkan ketika Dia menubuatkan bahwa Dia akan wafat dan bangkit kembali (Markus 9:30-32), dan juga berbagai hal lainnya (Yohanes 2:21-22).

Tetapi, dalam perjalanan ke Emaus, “Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi” (Lukas 24:27). Demikian pula ketika Ia berbicara kepada para rasul dan orang-orang yang bersama mereka,

Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang tertulis tentang Aku dalam Taurat Musa, Nabi-nabi dan Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis begini: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan juga: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus diberitakan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem (Lukas 24:44-47 TB2).

Dengan demikian, kemungkinan besar dalam periode empat puluh hari ini, Yesus mengulas kembali banyak ajaran-Nya yang telah diajarkan sebelumnya tentang Kerajaan Allah dan membantu para murid untuk memahaminya secara lebih utuh.

Apakah Yesus melakukan hal-hal lain dalam periode ini? Sangat mungkin. Menjelang akhir Injilnya, Yohanes memberi tahu kita:

Memang masih banyak tanda mukjizat lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini (Yohanes 20:30 TB2).

Beberapa dari tanda-tanda itu mungkin terjadi dalam masa empat puluh hari yang dilalui Yesus bersama para murid setelah kebangkitan-Nya.

Namun, apakah Ia melakukannya dan apa saja tanda-tanda itu, kita tidak diberitahu. Oleh karena itu, kita harus membiarkannya sebagai misteri Paskah.

 

Catatan kaki:

  1. Perhitungan Pentakosta Yahudi atau Shavuot berbeda dengan perhitungan Pentakosta Kristen. Shavuot dihitung selama tujuh pekan (49 hari) menurut perhitungan Yahudi atau 50 hari menurut perhitungan Yunani dimulai dari hari pertama Pesakh/Paskah Yahudi. Pentakosta Kristen dihitung 50 hari yang dimulai dari Minggu Paskah.

 

Sumber: “What Jesus Did for 40 Days”

Posted on 19 April 2024, in Kenali Imanmu, Kitab Suci and tagged , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.