7 Alasan Untuk Ikut Bernyanyi Dalam Misa Kudus

Oleh Alex R. Hey

Buku Lagu Pujian (Sumber: epicpew.com)

Saya sedih sekali karena melihat tidak seorang pun ikut bernyanyi dalam suatu Misa. Bahkan ini menjadi pemandangan rutin saya. Saya menghadiri Misa di sebuah Paroki yang bentuknya melingkar, sehingga mudah sekali untuk melihat orang-orang. Bahkan bagian Misa yang sama setiap minggunya nyaris tidak dinyanyikan. Tidak peduli baik lagu pujian tradisional ataupun lagu pujian yang saat ini, sangat sulit bagi orang-orang untuk bernyanyi. Kenyataannya, kadang-kadang saya merasa hanya saya sendiri yang bernyanyi.

Gereja telah menempatkan musik dalam liturgi untuk suatu alasan. Hal ini penting, dan umat diundang untuk bergabung dalam aspek pujian yang penting ini. Namun, terlalu banyak orang melewatkan aspek partisipasi ini dalam Misa. Berikut ini ada tujuh alasan mengapa berpartisipasi melalui bernyanyi dalam liturgi adalah suatu bagian penting dalam Misa:

  1. Gereja mengajarkan kepada umat beriman untuk berpartisipasi dalam Misa

“Bunda Gereja sangat menginginkan, supaya semua orang beriman dibimbing kearah keikut-sertaan yang sepenuhnya, sadar dan aktif dalam perayaan-perayaan Liturgi,” kata Gereja dalam Sacrosanctum Concilium (artikel 14).

Gereja menginginkan Anda (Ya, ANDA) untuk berpartisipasi dalam Misa. Dalam berpartisipasi di dalam Misa, Gereja mengajarkan “hendaknya umat beriman dengan senang hati melayani umat Allah, bila diminta untuk melakukan pelayanan atau tugas khusus dalam perayaan” (Pedoman Umum Misale Romawi 97).

Jika diajak untuk bernyanyi, Anda harus manyanyi.

  1. Partisipasi dalam Misa itu bersifat internal dan eksternal

Beberapa orang akan berpendapat bahwa untuk berpartisipasi dalam Misa, semua yang diperlukan hanyalah secara internal yaitu dengan mengikuti Misa dan berdoa dengan hening. Tapi, partisipasi aktif dalam Misa itu bersifat internal dan juga eksternal. Gereja berbicara tentang bagaimana tubuh dan jiwa kita terlibat dalam Liturgi, dalam Musicam Sacram 15 tertulis demikian:

Umat menunaikan peranan liturgisnya dengan berpartisipasi secara penuh, sadar dan aktif. Hal ini dituntut oleh hakekat liturgi sendiri, dan berdasarkan pembaptisan merupakan hak serta kewajiban umat kristen.

a. Partisipasi ini pertama-tama hendaklah partisipasi batiniah, dalam arti bahwa umat beriman memadukan hati serta budi dengan apa yang mereka ucapkan atau mereka dengar, dan bekerjasama dengan rahmat surgawi.

b. Di lain pihak, partisipasi harus juga nyata secara lahir, artinya: partisipasi batiniah itu diungkapkan lewat gerak-gerik dan sikap badan, lewat aklamasi, jawaban dan nyanyian.

Apakah Anda menangkap apa yang dikatakan pada akhir bagian Dokumen Gereja di atas? Salah satu bagian bentuk partisipasi secara eksternal dalam Misa adalah menyanyi.

  1. Koor bukan untuk bernyanyi untuk Anda; mereka ditujukan untuk memfasilitasi nyanyian Anda

Misa bukanlah konser paduan suara. Koor (ataupun solis) bukan untuk menghibur Anda ataupun menjadi pusat perhatian. Mereka ditujukan untuk memimpin umat beriman dalam lagu, bukan bernyanyi untuk jemaat. Sebagaimana Gereja ajarkan dalam Musicam Sacram:

“Tugas [Koor] adalah … mendorong partisipasi aktif dari kaum beriman di dalam menyanyi” (bdk. MS 19).

Bahkan dalam Dokumen Gereja yang sama pula menyatakan bahwa koor sebaiknya ditempatkan di luar panti imam di suatu tempat yang membuatnya jelas bahwa mereka adalah bagian dari jemaat. Koor dan jemaat bukan entitas yang terpisah. Bersama-sama, mereka ditugasi dengan tugas sebagai awam untuk berpartisipasi dalam Misa.

Koor tidak bernyanyi untuk Anda sehingga jangan berpikir kalau Anda merasa tidak perlu untuk ikut bernyanyi, tapi mereka bernyanyi untuk membimbing Anda melalui lagu. Maka bernyanyilah bersama mereka.

  1. Menyanyi membantu dalam mengembangkan kesatuan paroki

Seperti yang Gereja katakan dalam Musicam Sacram, “Dalam perayaan-perayaan liturgis tidak ada hal yang lebih takwa dan menggembirakan daripada apabila seluruh umat mengungkapkan iman dan baktinya dalam nyanyian. Oleh karena itu partisipasi aktif seluruh umat dalam menyanyi harus digalakkan dengan saksama (MS 16).”

Dengan bergabung dalam lagu, maka komunitas suatu paroki bersatu dan melambungkan suara mereka sebagai satu kesatuan kepada Tuhan. Kita dipanggil untuk menyembah bersama-sama. Secara aktif berpartisipasi dalam musik merupakan salah satu cara untuk mencapai hal itu (kesatuan paroki –red.).

  1. Menyanyi membantu mengungkapkan sukacita dan kasih kepada Tuhan

“Orang bernyanyi karena hatinya gembira,” Gereja nyatakan dalam Pedoman Umum Misale Romawi. Dengan tepat Agustinus berkata, “Orang yang penuh cinta suka bernyanyi” Ada juga peribahasa kuno, “yang bernyanyi dengan baik berdoa dua kali” (bdk. PUMR 39).

Ya, penyataan bahwa bernyanyi itu berdoa dua kali itu agak berlebihan, tapi Gereja merasa bahwa pernyataan itu cukup benar untuk dimasukkan ke dalam pedoman dalam merayakan Misa. Oleh karena itu, kita tidak bisa begitu saja menampik ide tersebut, tetapi harus diterapkan ke dalam kehidupan doa kita.

  1. Yesus sendiri menyanyi pada Misa Perdana

Perjamuan Malam Terakhir dianggap sebagai Misa Perdana. Sesaat sebelum perjamuan itu berakhir, Yesus dan Para Rasul menyanyikan lagu pujian sebelum pergi ke Taman Getsemani (Matius 26:30).

Yesus juga bernyanyi, dan apakah kita merasa terpanggil untuk melakukan apa yang Dia lakukan?

  1. Suara buruk Anda bukan alasan untuk tidak bernyanyi

Beberapa orang mungkin merasa canggung untuk bernyanyi ketika Misa jika mereka merasa tidak diberi bakat suara yang merdu. Namun demikian, Anda perlu ingat bahwa suara Anda itu adalah salah satu yang Allah rancang untuk Anda.

Saya pernah mendengar Matt Maher mengajak orang-orang di konsernya untuk menyanyi sekeras mungkin bahkan jika mereka tidak mempunyai suara nyanyian yang bagus. Katanya, “Jika Anda tidak mempunyai suara nyanyian yang merdu, bernyanyilah saja.” Suara itu akan melayani Tuhan dengan sendirinya sebagaimana Tuhan telah memberikannya kepada Anda.”

Setidaknya pilihlah bagian lagu yang bisa dinyanyikan dan juga sedikit memberanikan diri.

Sumber: 7 Reasons Why You Need to Crack Open That Mass Hymnal and Make a Joyful Noise

Advertisement

Posted on 5 July 2018, in Ekaristi and tagged , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: