Beato Gervasius Son Gyeong-yun

Beato Gervasius Son Gyeong-yun (Sumber: koreanmartyrs.or.kr)

Beato Gervasius Son Gyeong-yun (Sumber: koreanmartyrs.or.kr)

Profil Singkat

  • Tahun dan tempat Lahir: 1760, Seoul
  • Gender: Pria
  • Posisi/Status: Katekis, apoteker dari keluarga kelas biasa
  • Usia: 42 tahun
  • Tanggal Kemartiran: 29 Januari 1802
  • Tempat Kemartiran: Pintu Gerbang Kecil Barat, Seoul atau Saenamteo
  • Cara Kemartiran: Dipenggal

Gervasius Son Gyeong-yun juga dipanggil dengan nama ‘Baek-won’, dia lahir pada tahun 1760 di keluarga kelas biasa di Seoul. Dia menjalankan sebuah toko obat di Anguk-dong, Seoul. Pada tahun 1790, dia belajar Katekismus dari Thomas Choe Pil-gong dan kemudian dia menjadi Katolik. Pada tahun berikutnya, ketika Penganiayaan Sinhae, dia ditangkap bersama Thomas Choe dan Matias Choe In-gil. Dia dipenjarakan di Departemen Hukum, kemudian dia dibebaskan.

Setelah dibebaskan, dia melanjutkan untuk setia dalam menjalankan tugas keagamaan dan mengajarkan Katekismus kepada adiknya Protase Son Gyeong-uk.

Dia ditangkap kembali pada tahun 1786, namun dia dibebaskan setelah beberapa kali disiksa. Sama seperti sebelumnya, dia melanjutkan tugasnya sebagai seorang Kristen dan membantu pekerjaan Gereja. Pastor Yakobus Zhou Wen-mo menunjuk dia sebagai katekis dan dia melakukan yang terbaik dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia mengikuti kegiatan dalam komunitas bersama Yohanes Choe Chang-hyeon, Thomas Choe, Antonius Hong Ik-man, dan Barnabas Kim I-u. Dia juga membantu Barnabas Jeong Gwang-su dalam merancang rumah untuk tempat tinggal imam. Dia sering mengikuti Misa yang dipersembahkan oleh Pastor Yakobus Zhou.

Kemudian, Gervasius Son membeli sebuah rumah yang besar dimana umat Katolik dapat datang untuk berdoa dan belajar Katekismus. Dia menggunakan bagian luar dari rumah itu sebagai tempat makan dan minum publik, sedangkan di bagian dalam rumah digunakan sebagai tempat untuk mengajar umat beriman, sehingga dapat melindungi komunitas Katolik dari bahaya. Kapanpun dia memiliki waktu, dia menulis ulang buku Katekimus dan menyebarluaskannya kepada umat beriman.

Ketika Penganiayaan Shinyu terjadi pada tahun 1801, Gervasius Son secara rahasia dilaporkan sebagai ‘kepala komunitas Kristen’ oleh karena semangat dia yang besar. Ketika dia mengetahui hal ini, dia melarikan diri bersama kakaknya ke Yanggeun, Gyoha dan Yangji. Ketika di tempat persembunyian, dia mendengar kabar bahwa istri dan anaknya ditangkap untuk menggantikan dia. Walaupun dengan ancaman kematian, dia menyerahkan diri kepada polisi.

Di Pusat Kepolisian, Gervasius Son menjalani interogasi dan siksaan berat berkali-kali. Dia gagal bertahan dari siksaan, sehingga hatinya lemah. Namun ketika dia dipindahkan ke Departemen Hukum, dia menyesali kesalahan sebelumnya dan dia bertahan dari seluruh pencobaan dan memperbarui imannya kepada Tuhan. Kemudian dia dijatuhi hukuman mati bersama umat Katolik lainnya. Dia dibawa ke Pintu Gerbang Kecil Barat atau Saenamteo di Seoul dan dia dipenggal dan meninggal sebagai martir pada tanggal 29 Januari 1802 (26 Desember 1801 pada penanggalan Lunar). Gervasius Son pada saat itu berusia 42 tahun. Sebelum dia dijatuhi hukuman mati, dia membuat pernyataan terakhir sebagai berikut:

“Saya sangat dalam menjiwai agama Katolik sejak saya masih muda. Tidak mungkin untuk mengubah pikiran dalam satu hari. Iman Katolik sudah menjadi bagian hidup saya … … Saya sudah ditangkap berkali-kali oleh karena agama saya, tetapi saya tidak mengubah pikiran saya. Saya mengabaikan hukum nasional yang melarang agama Katolik. Saya mempelajari doktrin secara mendalam bersama umat Katolik lainnya dan memberitakannya dengan gencar”

Sumber: koreanmartyrs.or.kr

Advertisement

Posted on 10 January 2015, in Orang Kudus and tagged , , . Bookmark the permalink. 1 Comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: